Hai…..
Buat kalian yang sering belanja dari luar negeri pasti ga asing lagi dengan pungutan bea masuk dan pajak impor. Ya, kalau dilihat dari aturan terbaru semua barang kiriman (kecuali yang udah ditetapkan bebas seperti impor buku) bakalan kena pungutan. Buat kalian yang masih belum tahu, barang yang kalian beli dari luar negeri dengan harga USD3-USD1500 bakalan kena pungutan bea masuk dan pajak impor.
Lalu berapa tarifnya? Untuk kiriman dibawah USD3 bakalan kena PPN 10% dari nilai barang kamu sedangkan kalau harga barangnya USD3-USD1500 bakalan dikenain tarif flat Bea Masuk 7,5% dan PPN 10%. Oh ya tarif flat ini ga berlaku buat tas, sepatu dan tekstil lho ya. Jadi buat kamu pecinta fashion unyu atau sneakers keren, tarifnya ngikut ke tarif umum.
Yang perlu kalian ketahui, hitungan bea masuk dan pajak impor ini ditetapkan dari nilai CIF (harga barang ditambah ongkir ditambah asuransi). Jadi pinter pinter milih ya, jangan sampe harganya ga seberapa tapi ongkirnya gede ya sama aja ntar pungutannya bakalan gede juga.
Sebelum bahas tentang caranya ngitung, ada baiknya kalian ketahui apa aja sih yang diperlukan agar hitungan nanti tepat:
- Pertama pastikan kalian punya invoice pembelian
- Kedua kalian bisa lampirkan bukti bayar barang kalian
- Ketiga kalian juga bisa kasih data tambahan misalnya percakapan dengan sellernya
Invoice
Ini dokumen yang paling penting karena dari sinilah petugas nanti bakalan hitung pajak barang kalian. Kalau kalian beli dari toko resmi atau olshop dari luar negeri pastikan mereka kasih invoice yang valid. Untuk transaksi personal memang agak susah tapi kalian tetap bisa minta penjual buat masukin kuitansi pembelian, mereka biasanya mau kok ngasih. Tips nih, agar memudahkan gunakan mata uang USD di invoice. Bukannya apa apa, kadang yang bikin dokumen impor kalau udah capek suka ga teliti asal nyantumin angka yang ada di invoice trus dikirim ke Bea Cukai. Amsyong kan kalau misal HKD1000 ditulis USD1000. Beda jauh tuh hahahaha…..Lalu nanti petugas bakal ngecek kebenaran invoice itu. Caranya? simak nomor dua
Bukti bayar
Bukti bayar ini bermacam macam, tapi biasanya kalau kita beli dari luar negeri pasti ada bukti transfer, bukti bayar pake CC, bukti bayar pake paypal atau pakai dompet digital lainnya bisa dipakai kok. Jadi pastikan antara invoice dan bukti bayar ini sesuai ya. Untuk transaksi personal terus terang agak susah memang dibuktikan, apalagi kalau harga yang diajukan dibawah harga pasar, misalnya cuman 60% dari harga pasar. Nanti pasti bakalan dicek ulang sama petugas dan bisa saja dikoreksi ke harga normal. Itu bisa aja karena untuk barang kiriman diputuskan pake official assesment.
Bukti lain
Nah bukti lain misalnya rekaman chat, email korespondensi, rekaman telepon juga bisa diajukan untuk mendukung nilai yang kalian sampaikan di invoice maupun bukti bayar. Bisa aja kok dikasih ke petugas.
Nah udah tahu kan apa aja yang bisa kita berikan agar nilai pajaknya nanti pas. Sekarang kita belajar cara menghitung ya….
Misal si Tono beli barang dari luar negeri dengan harga USD25 lalu dia pilih kurir dengan biaya USD2 dan pake asuransi USD1. Yuk kita hitung berapa kira kira pajak buat kiriman tersebut. Anggap aja kurs yang berlaku Rp. 14.000
Harga barang | 25 | ||
Ongkos kirim | 2 | ||
Asuransi | 1 | ||
Total | 28 | ||
Kurs | 14.000 | ||
Nilai Pabean (NP) | 392.000 | (total x kurs) | |
Bea Masuk (BM) | 30.000 | (7,5% x NP) pembulatan ribuan keatas | |
Nilai Impor (NI) | 422.000 | (NP + BM) | |
PPN | 43.000 | (10% x NI) pembulatan ribuan keatas | |
Total Tagihan | 73.000 | (BM + PPN) |
Nah itu hitungannya, jadi untuk barang seharga USD25 (sekitar 350.000) dengan ongkir dan asuransi diatas, pungutannya sebesar 73.000
Gimana masih bingung? Tenang, kalau kalian males ngitung kayak diatas, saya sudah siapkan formula hitungan di excel yang bisa kalian download dan gunakan untuk menghitung pungutan. File ada dibawah ini ya…..
Nah cukup sekian tata cara menghitung pungutan pajak bea masuk, semoga bermanfaat
One thought on “Menghitung pajak bea cukai”